E satu.com (Tangerang ) -
Kota Tangerang  merupakan salah  satu  kota besar dengan Pendapatan Anggaran Daerah ( PAD ) yang sangat tinggi,   Terkenal dengan julukan  " Kota Seribu Industri "  Karena itulah, Kota Tangerang  menjadi salah satu  target  mengais rejeki yang dianggap menjanjikan bagi para Urbanisasi. Sehingga  dari tahun ke tahun jumlah penduduk Kota Tangerang semakin meningkat drastis .  

Padahal  bila  ditelusuri lebih jauh , potret Kehidupan  masyarakat Kota Tangerang tidak  seindah  yang mungkin dibayangkan oleh  masyarakat diluar Kota Tangerang. Tingginya PAD Kota Tangerang sepertinya lebih  dinikmati oleh kalangan masyarakat tertentu. Sementara masyarakat  ditingkat   bawah sepertinya kurang begitu merasakan   kemakmuran dan  kesejahteraan secara berkeadilan 

Seperti  dialami oleh salah  satu keluarga yang tinggal di wilayah Kecamatan Karawaci. Sebut aja ' keluarga Abdullah '  ( Nama Samaran )

Setiap memasuki bulan Ramadhan, keluarga Abdullah seringkali di hadapkan dengan kondisi yang  dirasakannya cukup berat. Bagi masyarakat muslim lainya  tibanya Bulan Suci Ramadhan disambat dengan penuh rasa gembira. Namun lain halnya dengan Abdulah, justru merasakan hal yang sebaliknya. Abdullah merasa cemas dan gelisah  setiap menghadapi Bulan Suci Ramadhan

Abdullah  cemas besok atau lusa istri dan anak - anaknya tidak bisa  makan  sahur atau tidak bisa berbuka puasa  seperti  umat muslim pada umumnya.  Abdullah  sangat gelisah memikirkan  anak  - anaknya tidak bisa merasakan kegembiraan di   Hari Raya  Idul Fitri seperti anak - anak lainnya .

Realitanya ,   apa yang  membuat  Abdullah cemas dan gelisah ternyata terbukti.   Pernah dua kali  Istri dan anak - anaknya tidak makan sahur dan  berbuka puasa hanya dengan  air hangat dan goreng   - gorengan   seharga  Sepuluh Ribu Rupiah.

Baca Juga
Meskipun demikian, Abdullah merasa sangat bersyukur karena ketiga anakmya tidak  mengeluh dengan keadaan seperti itu. Tetap semangat dalam  menjalankan aktivitas ibadah puasa, bahkan putra sulungnya yang  baru lulus SMK menjadi imam tarawih di  Musholla  sekitar rumahnya .

Abdullah  bersyukur, anak - anaknya memahami  dan sangat mengerti bahwa ayahnya sudah  maksimal, melakukan  berbagai macam cara,   berusaha mencukupi kehidupan keluarga.  tetapi nasib baik masih belum berpihak.

Namun disisi lain, Abdullah merasa sangat  sedih belum bisa   memenuhi kehidupan  istri dan anak - anaknya dengan layak. , Abdullah kecewa dengan dirinya sendiri,  belum mampu membahagiakan keluarga.  

Rasa sedih dan kecewa berkecamuk menjadi satu , menimbulkan kecemburuan sosial atau ketidak sukaan kepada orang lain, khususnya kepada para pejabat yang dirasakannya kurang memiliki rasa empati  . Pejabat yang dinilai lebih memperkaya diri sendiri tanpa mau peduli dengan keluh kesah masyarakat ditingkat bawah 

Ketidak sukaan Abdullah terhdap Pejabat yang  kurang memiliki rasa empati. di curahkan melalui  narasi kritikan tajam,  bahkan Abdullah trus mencari kekurangan  atau kesalahan pejabat yang dianggapnya kurang memiliki rasa empati.

Abdullah yakin ,  pastinya para pejabat yang di gajih dari hasil pajak rakyat ada,  bahkan banyak yang melakukan kesalahan.    diyakini  bila terus ditelusuri lebih  jauh,  akan banyak terungkap  oknum pejabat yang  sudah terencana melakukan  Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. ( KKN )
 
Abdullah merasa sangat puas, bila oknum pejabat seperti itu  diberikan sangsi tegas dan di publikasikan secara luas. .  Menurut Abdullah pejabat seperti itu yang membuat " Indonesia Gelap"

( AWW )

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top