E satu.com (Kota Cirebon) - Pada hari Ahad, 22 Desember 2024, Forum Muslimah Cirebon mengadakan acara Risalah Akhir Tahun atau yang disingkat RATU, diadakan di Kota Cirebon.
Acara ini dihadiri oleh ratusan tokoh muslimah sewilayah 3 Cirebon dari berbagai komunitas, mulai dari mubalighoh, akademisi, praktisi kesehatan, pengusaha, mahasiswa, dan lainnya.
Adapun tujuan acara ini untuk merefleksikan kondisi masyarakat di Indonesia yang terjadi sepanjang tahun 2024 dan menyoroti berbagai kebijakan pemerintah dari sudut pandang Islam.
Pada pukul 08.30 WIB acara dibuka oleh pembawa acara, Ibu Titis Afri Rahayu, kemudian tampil Ustadzah Ati yang membaca lantunan ayat suci Al Qur'an.
Acara dimulai dengan pemutaran video yang memaparkan kondisi Indonesia yang terjadi sepanjang tahun 2024 yang menggambarkan harapan umat akan terwujudnya kesejahteraan tidak pernah pupus yang nyatanya belum saja terwujud.
Masyarakat yang memiliki harapan dengan sosok baru, diketahui oleh rezim akhirnya menawarkan sosok pemimpin yang populis otoritarian. Sosok ini nampaknya mendapatkan dukungan rakyat. Hampir di ajang pemilu mulai dari pusat hingga daerah sosok ini mendapat dukungan. Namun, nyaris tidak pernah dibahas tentang kepemimpinan yang ideal menurut Islam.
Pada acara RATU ini akan membahas tentang pemimpin yang seharusnya dipilih dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Lalu bagaimana cara untuk mewujudkan kesejahteraan tersebut.
Selanjutnya, MC mempersilakan kedua pemateri untuk naik ke panggung. Adapun kedua pembicara yang akan memberikan dua materi tersebut adalah Ustadzah Nurul Husna dan Ustadzah Fatimah Salma.
Kemudian, tampil sebagai narasumber pertama, Ustadzah Nurul Husna memaparkan tentang profil pemimpin Islam. Beliau menjelaskan bahwa terjadinya berbagai masalah di Indonesia dan seluruh dunia karena ketiadaan kepemerintahan dan kepemimpinan yang benar-benar sesuai menurut Islam.
Sejak penerapan Islam secara kaffah hancur pada 1924 dan diterapkan sekulerisme yang mengabaikan hukum Allah, mulailah hilang fungsi penguasa sebagai pengurus rakyat. Akibatnya rakyat hanya dijadikan sebagai sapi perah penguasa dengan berbagai kebijakan.
Ustadzah Nurul Husna membahas bahwa syari'at Islam telah menetapkan profil pemimpin yang memiliki kepribadian Islam yang kuat dan memiliki kewenangan sebagai pemimpin yang mengatur berbagai kebijakan sesuai syariat Islam hingga mencintai dan dicintai rakyatnya karena mempermudah semua urusan umat.
Jadi, profil pemimpin dalam Islam yang kuat tidak hanya sebatas rajin sholat dan sholeh secara individu saja seperti yang digambarkan pada sosok pemimpin populis otoritarian.
Di penghujung pemaparan materinya, Ustadzah Nurul memberikan contoh pemimpin yang sesuai dengan profil pemimpin Islam adalah Umar bin Khattab. Contoh kepemimpinannya tersebut membuktikan bahwa sosok pemimpin hanya hadir ketika Islam diterapkan secara kaffah.
Selanjutnya pemateri kedua, Ustadzah Fatimah Salma memberikan solusi terhadap sengketa berkepanjangan antara rakyat dan penguasa yang saat ini terjadi di tengah-tengah kita.
Solusi pertama adalah melingkupi kehidupan politik dengan nasihat dan takwa hingga penguasa menjadikan jabatannya sebagai amanah yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak. Ia benar-benar mengurus rakyatnya dengan baik dan mau dikoreksi jika melakukan kesalahan.
Poin kedua, penguasa yang bijak tidak akan menyentuh harta milik umum termasuk memberikan kebijakan pengambilan harta masyarakat secara zolim, tidak mengandalkan pajak dan utang sebagai pemasukan negara sepertinya saat ini. Negara wajib mengelola harta milik umum dan tidak menyerahkannya kepada pihak swasta. Dari pengelolaan harta umum inilah yang akan mampu menyejahterakan masyarakat.
Ustadzah Salma menjelaskan di poin ketiga bahwa syariat Islam merupakan sumber lahirnya kebijakan penguasa agar dapat benar-benar menyejahterakan masyarakat, bukan hanya sekedar penguasa yang mengedepankan pencitraan atau populis.
Selain itu, menurut Ustadzah Salma harus adanya relasi antara rakyat dan penguasa yang sesuai menurut hukum syara. Semua hal tersebut hanya bisa terwujud dalam sistem kepemimpinan Islam.
Setelah pemaparan kedua ustadzah tersebut, ada tiga orang perwakilan peserta yang memberikan kesan dan pesannya terkait materi. Pada sesi tanya jawab, para peserta yang terdiri dari ibu-ibu tokoh dari berbagai profesi, antusias untuk memberikan pertanyaan.
Sebelum acara ditutup, ada pembacaan puisi kontemplasi yang membuat para peserta terenyuh dan menyadari pentingnya penerapan Islam secara kaffah.
Acara ditutup dengan pembacaan doa pada pukul 11.50 WIB. Harapannya dengan acara ini dapat meningkatkan kesadaran dan kerinduan kaum muslimin untuk terus mengkaji Islam dan berjuang bersama mengingatkan penguasa agar mau menerapkan Islam secara kaffah hingga kondisi Indonesia menjadi lebih baik di tahun selanjutnya.
Reporter : Deasy Rafianty dari Forum Muslimah Cirebon
MasyaAllah... semoga para tokoh se wilayah 3 Cirebon ini menjadi pejuang dalam mengembalikan kehidupan Islam di tengah2 umat
ReplyDeleteAamiin yaa Rabb... Lindungilah mereka yaa Rabb... mudahkan urusan mereka... aamiin