E satu.com (Yogyakarta) - Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) turut serta dalam Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang digelar di Yogyakarta.

Kongres tersebut mengusung tema Mendorong Pengembangan Teknologi Berbasis Kearifan Lokal, yang bertujuan untuk menekankan pentingnya inovasi teknologi yang tidak hanya modern tetapi juga berakar pada nilai-nilai kearifan lokal di seluruh Indonesia. 
Kongres PII ke 23 diselenggarakan di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, pada tanggal 5-6 Desember 2024 yang dihadiri sekitar 1300 orang Insinyur dari seluruh Indonesia.

PII merupakan organisasi profesi yang mewakili para insinyur di Indonesia,  yang berdiri sejak  tanggal 23 Mei 1952. PII berperan sebagai wadah bagi para insinyur dari berbagai disiplin ilmu teknik untuk berkerjasama, mengembangkan keahlian, dan berkontribusi terhadap pembangunan nasional.
Konggres PII kali ini turut dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono 10, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, Basuki Hadimuljono, Ketua Umum PII periode 2021-2024, Danis Hidayat Sumadilaga dan Wakil ketua umum Ilham Habibie.

Sri Sultan dalam sambutannya mengatakan misi utama para Insinyur, sudah seharusnya menempatkan teknologi dalam pemihakan pada pemberdayaan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Para Insinyur dapat menjalankan misi dan program aksi sebagai wujud pengabdian sosial dalam usaha memperbaiki kualitas teknologi. Salah satunya adalah meningkatkan pengembangan teknologi yang bertumpu pada potensi dan kearifan lokal (indigenous technology),” ujar Sri Sultan.

Sri Sultan menambahkan secara operasional, peran Insinyur dapat diklasifikasikan menjadi Pembimbing, Fasilitator, Konsultan, Motivator dan Penghela pembangunan.

Sementara itu Ketua Umum PII 2021-2024, Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan Sebagai organisasi profesi global terkemuka, PII menyelenggarakan kongres di akhir periode kepengurusan untuk menetapkan Ketua Umum dan memilih Wakil Ketua Umum.

Kongres yang merupakan kegiatan tiga tahunan ini,  kali ini mengambil tema ”Mendorong Pengembangan Teknologi Berbasis Kearifan Lokal.  

“Secara tersirat tema ini bermakna agar para insinyur tidak hanya berorientasi pada kecanggihan teknologi secara global saja, tapi perlu ada upaya untuk menggali potensi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal,” ujar Danis Hidayat. 

Sehingga teknologi dapat berkembang secara harmonis dengan masyarakat, memperkaya kehidupan tanpa mengabaikan identitas dan kearifan yang telah menjadi budaya masyarakat setempat, tambah Danis.
Dalam kongres ini menjadi momentum penting untuk menunjukkan kontribusi nyata institusi dalam mendukung pengembangan teknologi berbasis kearifan lokal.

Melalui berbagai inovasi yang dihasilkan, Polindra berupaya menjawab tantangan lokal dengan solusi teknologi yang praktis dan berkelanjutan, sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh Masyarakat dalam berbagai sektor, seperti pertanian, perikanan, dan industri kecil menengah.

Salah satu inovasi unggulan yang telah diterapkan adalah Inkubator Bayi Ramah Lingkungan yang dirancang dan dikembangkan oleh tim dosen Polindra. Inkubator ini merupakan contoh nyata bagaimana teknologi hasil riset dapat menjawab kebutuhan lokal dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan.

Melalui pengembangan inkubator yang hemat energi dan mudah dioperasikan, Polindra berhasil menghibahkan alat ini kepada relawan di Indramayu yang sudah terjalin komitmen kerjasama untuk dikelola dan dipinjamkan secara gratis kepada pengguna sampai kondisi bayi kembali normal sesuai berat badan yang standar dan membantu mengurangi angka kematian bayi prematur.
Tidak hanya itu, penerapan Teknologi Berbasis Kearifan Lokal berupa inovasi dalam merakit Teknologi Box Freezer dan Chiller yang digunakan untuk menyimpan pure mangga —salah satu komoditas unggulan Indramayu.  Box Freezer dan Chiller ini dirancang dengan mempertimbangkan karakteristik hasil pertanian di Indramayu, khususnya mangga yang menjadi ikon daerah Indramayu.

Teknologi ini membantu para petani dan pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk menjaga kualitas dan memperpanjang masa simpan pure mangga, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk mereka di pasar lokal maupun nasional. 

Dalam kesempatan tersebut, Polindra menekankan bahwa hasil-hasil penelitian yang dilakukan tidak hanya bersifat akademis semata, melainkan diarahkan agar dapat diimplementasikan langsung di tengah-tengah masyarakat. Dengan pendekatan berbasis kearifan lokal, teknologi yang dikembangkan tidak hanya inovatif tetapi juga sesuai dengan kebutuhan spesifik masyarakat setempat. 

“Kami percaya bahwa teknologi modern tidak akan dapat memberikan dampak maksimal jika tidak diintegrasikan dengan nilai-nilai lokal.

Oleh karena itu, setiap penelitian dan pengembangan yang kami lakukan selalu memperhatikan aspek kearifan lokal agar dapat diterima dan digunakan oleh masyarakat luas,” ujar Direktur Polindra. 

Kongres PII yang berlangsung selama beberapa hari ini menjadi momentum penting bagi Politeknik Negeri Indramayu untuk membangun sinergi dengan berbagai pihak, termasuk para insinyur profesional, institusi pendidikan lain, serta pemangku kebijakan. Selain bertukar pengalaman dan pengetahuan, Polindra juga berharap kolaborasi antar-institusi dapat mendorong inovasi teknologi yang lebih inklusif dan berdampak luas di berbagai daerah. 
Dengan partisipasi aktif dalam kongres ini, Politeknik Negeri Indramayu menunjukkan komitmennya untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi pengembangan teknologi yang berlandaskan kearifan lokal.

Langkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lain dalam mewujudkan teknologi yang tidak hanya maju tetapi juga relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat. 

Kehadiran Polindra di Kongres PII Yogyakarta ini juga menjadi bukti nyata bahwa lembaga pendidikan vokasi memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya melalui pendekatan teknologi yang bersahabat dengan kearifan lokal dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Saat ini jumlah anggota PII sebanyak  87.265 insinyur, yang tersebar di 228 cabang dan 30 wilayah di seluruh Indonesia. Disamping itu masih terdapat 9 cabang di luar negeri yaitu: Singapura, Malaysia, Kuwait, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Jepang, Qatar dan Tiongkok.

Sampai saat ini PII telah mengeluarkan 31.264 Surat Tanda Registrasi Insinyur, dengan jenjang Insinyur Profesional Pratama (IPP), Insinyur Profesional Madya (IPM), Insinyur Profesional Utama IPU. (iwan)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top