E satu.com (Tangerang) - Menghadapi Pesta Demokrasi Pilkada Serentak 2024, masyarakat harus lebih cerdas, cermat serta objektif dalam menentukan pilihan . Jangan mudah terobsesi atau terlena oleh keunggulan Calon kepala daerah yang disampaikan oleh Tim kemenangannya masing-masing
Penting bagi masyarakat menelisik kekurangan para Calon Kepala Daerah , agar lebih objektif juga sebagi salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan. Bagaimanapun kekurangan kepala daerah akan memberikan pengaruh negatif yang dampaknya bisa dirasakan lebih luas dalam proses pembangunan. Karena itulah penting bagi masyarakat untuk menelisik kekurangan Calon Kepala Daerah
Dalam proses Pilkada Kota Tangerang 2024 , yang pertama perlu kita telisik adalah Calon Walikota Nomor Urut 3 , Sachrudin , karena sebelumnya pernah Sepuluh Tahun menjabat sebagai Wakil Walikota Tangerang . Selanjutnya kita telisik Calon Walikota Nomor Urut 1 dan 2
Sapuluh Tahun pernah menjabat sebagai Wakil Walikota Tangerang , membuat elektabilitas Calwakot Nomor Urut 3 , Sachrudin sulit tersaingi oleh kandidat lainnya. Namun bila kita coba telisik kinerja Sachrudin sebagai mantan Wakil Walikota Tangerang, sepertinya masih diragukan bahkan masih cukup banyak yang harus dipertanyakan
Apa saja capaian prestasi atau sampai sejauh mana dan dengan cara seperti apa Sachrudin mendorong kualitas pembangunan , selam Sepuluh Tahun menjabat sebagai Wakil Walikota Tangerang.. ??
Sepuluh Tahun menjabat sebagai Wakil Walikota Tangerang, sepertinya masih belum banyak capaian prestasi yang diraih oleh Sachrudin , begitupun juga dalam mendorong kualitas pembangunan Kota Tangerang
Pada saat itu , Sachrudin kan sebagai Wakil Walikota bukan sebagai Walikota , jadi tidak punya kewenangan dalam menentukan kebijakan...??
Meskipun tidak punya kewenangan dalam menentukan kebijakan , Wakil Walikota memiliki pengaruh sangat kuat dalam mendorong kualitas pembangunan yang digerakkan melalui kinerja unsur - unsur kedinasan.
Pada saat menjabat sebagai Wakil Walikota Tangerang , Sachrudin , terkesan masa bodo alias tidak mau peduli dengan unsur kedinasan yang terindikasi kurang baik dalam menjalankan tugas dan kewajibannya . Terbukti pada saat ada awak media beberapa kali mengirimkan berita terkait indikasi kekurangan dan kesalahan salah satu unsur kedinasan , tidak direspon , tidak terdengar adanya tindak lanjut terhadap Indikasi kekurangan atau kesalahan yang dilakukan oleh unsur kedinasan dimaksud
Seharusnya pada saat itu Sachrudin , sebagai Wakil Walikota menindaklanjutinya , menegur dan mempertanyakan adanya indikasi tersebut. Kemudian mengingatkan unsur kedinasan dimaksud agar lebih hati - hati , lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
Hal itu sangatlah sederhana , namun memberikan dampak positif dalam mendorong kualitas kerja unsur - unsur kedinasan. Terlebih bila dilakukan oleh Wakil Walikota. Namun hal itu sepertinya kurang dimaksimalkan oleh Sachrudin
Bila unsur - unsur kedinasan atau unsur birokrasi memilliki dedikasi serta memiliki kepedulian sangat tinggi terhadap masyarakat , diyakini proses pembangunan akan bergerak kearah yang jauh lebih baik. Proses pembangunan yang menciptakan kemakmuran , kesejahteraan secara berkeadilan
Lantas bagaimana dengan kekurangan Calwakot Nomor Urut 1 dan 2 ?
Pastinya Calwakot Nomor 1 dan 2 ada kekurangan , bahkan tidak menutup kemungkinan kekurangannya lebih banyak daripada Calwakot Nomor Urut 3.
Seperti apakah kekurangan Calwakot Nomor Urut 1 dan 2 ??
Dalam artikel selanjutnya penulis akan menelisik dan menuangkan kekurangan - kekurangan Calwakot Nomor Urut 1 dan 2. Terlalu panjang bila semuanya di tuangkan dalam artikel ini.
Yang jelas artikel ini dan artikel selanjutnya adalah opini atau sudut pandang penulis yang timbul dari sebuah pengalaman , pengamatan juga analisa
Penulis meyakini akan ada reaksi kontra , tidak sependapat atau berbeda sudut pandang dengan apa yang dituangkan dalam artikel ini , hal itu sangatlah wajar dan manusiawi terlebih di negara demokrasi. Namun akan sangat bijak bila perbedaan pendapat atau perbedaan sudut pandang di sampaikan dengan cara yang sama, yaitu dengan kembali' membuat narasi , opini dituangkan dalam sebuah tulisan
Dengan demikian akan memberikan pendidikan politik yang lebih baik kepada masyarakat. Itulah yang disebut perbedaan pendapat memberikan Rakhmat
Salam Revolusi....
Salam Demokrasi...
NKRI Tetap Dihati..
Penulis : Asep WW
( Ketua MCI Kota Tangerang )
Post A Comment:
0 comments: