E satu.com (Tangerang) - Lanskap politik Banten mengalami perubahan yang cukup signifikan setelah Partai Golkar batal mengusung Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Airin sebagai tokoh sentral dalam politik Banten dengan rekam jejak kepemimpinan yang kuat sebagai mantan Wali Kota Tangerang Selatan selama dua periode.
Airin Rachmi Diany dikenal sebagai tokoh politik yang memiliki pengaruh besar di Banten, terutama melalui kiprahnya di Tangerang Selatan. Dukungan penuh Partai Golkar selama masa kepemimpinannya menciptakan ekspektasi bahwa Airin akan kembali maju dalam kontestasi politik mendatang. Namun, keputusan Golkar untuk tidak merekomendasikan Airin menandai babak baru bagi dinamika politik di wilayah ini dalam jangka panjang.
Batalnya Airin diusung partai Golkar, menjadi peluang besar dan posisi PDIP semakin strategis. Sebagai partai besar dengan basis dukungan yang kuat, dapat memanfaatkan situasi ini untuk mengajukan kandidat yang mampu menggantikan dominasi Golkar, sekaligus memperkuat posisi PDIP di Banten. Dukungan PDIP bisa menjadi faktor penentu dalam Pilkada mendatang, dengan potensi untuk membalikkan keputusan Golkar dan mengembalikan Airin ke panggung utama politik Banten.
Pigur Airin jauh lebih menarik sebagai sosok tak tergantikan di Banten, dibuktikan dengan hasil survei LSI terkait elektabilitas cagub Banten. Jika simulasi head to head melawan pasangan Andra Soni-Dimyati Natakusumah dengan duet Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi, data elektabilitas pasangan ini mencapai 73,7 persen. Elektabilitas Andra-Dimyati ada di kisaran 12,2 persen, dan yang belum menentukan pilihan 14,1 persen.
Sebagai lawan politik, koalisi Parpol pendukung Andra Soni-Dimyati semakin menuat. Koalisi besar ini didukung oleh Gerindra, Golkar, PAN, PKB, PKS, PPP, PSI, Demokrat dan Nasdem. Namun, apakah koalisi yang besar ini akan jadi pemenangnya? Taruhannya, jika koalisi besar ini kalah, hal tersebut mengindikasikan lemahnya kekuatan koalisi.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan Golkar untuk tidak merekomendasikan Airin. Salah satu faktor utama adalah pertimbangan strategis partai dalam menghadapi Pilkada. Selain itu, faktor internal partai dan dinamika hubungan antara Airin dengan elite partai di tingkat pusat maupun daerah juga bisa menjadi alasan di balik keputusan ini.
Dampak terhadap peta politik Banten pasca keputusan ini membawa implikasi signifikan. Tanpa Airin, Golkar harus mencari figur baru yang mampu mengisi kekosongan dan mempertahankan dominasi partai di wilayah ini. Ini juga membuka peluang bagi partai lain untuk memanfaatkan situasi dan mengajukan kandidat kuat yang bisa merebut simpati pemilih Banten.
Di sisi lain, bagi Airin sendiri, keputusan ini bisa menjadi momen refleksi dan strategi untuk menentukan langkah politik selanjutnya. Meskipun tidak direkomendasikan oleh Golkar, Airin masih memiliki basis dukungan yang solid, yang bisa dimanfaatkan jika ia memutuskan untuk maju melalui jalur independen atau dengan dukungan partai lain.
Dinamika politik Banten ke depan akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana Golkar menavigasi situasi ini. Jika partai berhasil menemukan kandidat yang mampu menggantikan posisi Airin dan tetap mempertahankan dukungan di akar rumput, Golkar bisa tetap menjadi kekuatan dominan di Banten. Namun, jika gagal, partai ini mungkin akan menghadapi tantangan serius dari pesaingnya.
Bagi Airin, situasi ini adalah tantangan sekaligus peluang. Keputusan untuk tidak maju dalam Pilkada bisa menjadi langkah yang tepat untuk menjaga reputasi dan menunggu momentum yang lebih baik di masa depan. Namun, jika ia memutuskan untuk tetap bertarung, Airin harus siap dengan strategi yang matang dan dukungan politik yang kuat.
Jalan Golkar tanpa Airin adalah ujian besar bagi partai beringin. Keputusan yang diambil Airin hari ini sangat menentukan arah politik Banten dan posisi Airin di masa mendatang. Keputusan ini bukan hanya ujian bagi Golkar, tetapi juga untuk seluruh peta politik Banten. Masa depan siapa yang akan ditulis ulang, Golkar, PDIP, atau Airin?
Penulis : Dr Hamdani
( Tokoh Muda Tangerang )
Post A Comment:
0 comments: