Bonnie


E satu.com (Kota Cirebon) - BPBD Kota Cirebon menggelar apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana hidrometeorologi di lapangan Kebon Pelok, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, pada Rabu (17/7/2024).

Apel tersebut dipimpin langsung oleh Penjabat (Pj) Walikota Cirebon, Drs. H. Agus Mulyadi, dan dihadiri oleh Kepala Pelaksanaan BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo, Plt. Kepala BPBD Provinsi Jawa Barat, Anne Hermadianne Adnan, serta Forkopimda, Kepala OPD, anggota TNI/POLRI, BPBD Kota/Kabupaten Cirebon dan Kuningan, Basarnas, PSC 119 Kota Cirebon, PLN, BBWS Cimancis, dan relawan tanggap bencana se-Kota Cirebon.

Pj Walikota Cirebon, Drs. H. Agus Mulyadi, mengatakan, bahwa bencana hidrometeorologi disebabkan oleh parameter meteorologi seperti angin, curah hujan, kelembapan, dan temperatur.

"Faktor hidrometeorologi menyebabkan bencana banjir, angin puting beliung, kekeringan, dan longsor. Provinsi Jawa Barat mencatat 978 kejadian bencana dari Januari hingga Juli 2024, dengan dominasi bencana cuaca ekstrem sebanyak 456 kejadian dan tanah longsor 340 kejadian," ungkapnya.

Menurut Agus, BMKG telah merilis prediksi musim kemarau tahun 2024, dimana wilayah pesisir utara Jawa Barat akan mengalami musim kemarau mulai Juni, dengan puncaknya pada Juli dan Agustus.

"Namun, pada pekan pertama Juli 2024 terjadi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang yang dipicu oleh aktivitas gelombang rossby ekuatorial dan gelombang kelvin," jelasnya.

Agus menambahkan, potensi bencana hidrometeorologi di Kota Cirebon, yang merupakan daerah dataran rendah dan dilintasi aliran sungai, berpotensi menyebabkan banjir.

"Angin kencang juga perlu diwaspadai karena dapat mengancam pohon, reklame, atau benda lain yang berpotensi roboh. Seperti kejadian pada 8 Juli 2024 lalu, ketika sebuah pohon tumbang menimpa jaringan kabel di Kelurahan Kebon Baru," sebutnya.

Agus juga menyoroti pengalaman musim kemarau tahun lalu dengan kebakaran di area TPA Kopi Luhur yang berlangsung selama satu bulan karena peningkatan suhu dan rendahnya curah hujan.

"Dampak curah hujan yang rendah juga mempengaruhi ketersediaan air bersih, seperti kekeringan yang melanda Kelurahan Argasunya tahun lalu yang berdampak pada belasan ribu jiwa," tambahnya.

Dalam apel tersebut, Agus menyatakan bahwa Kota Cirebon siap siaga, siap kolaborasi, dan siap berkoordinasi dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, baik dalam mitigasi maupun tanggap darurat.

"Lima kecamatan di Kota Cirebon berkomitmen dalam akselerasi penanggulangan bencana melalui program kecamatan tangguh bencana yang selaras dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang Kecamatan," ujarnya.

Agus juga mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian demi masa depan anak cucu. "Mari ciptakan budaya sadar bencana untuk mewujudkan Kota Cirebon yang tangguh bencana," pungkasnya. (Wnd)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top