camat


All eyes on Rafah. Menjadi satu kalimat yang tak hanya sebatas viral karena telah diunggah lebih dari 47 juta kali di sosial media, namun juga menjadi satu kalimat yang menggerakkan jutaan manusia di seluruh penjuru dunia yang marah terhadap kebiadaban yang dilakukan zionis Yahudi kepada muslimin Palestina. 

Sebagaimana yang diketahui, Israel kembali melancarkan serangan udara pada akhir Mei lalu ke kamp pengungsi Palestina di kota Rafah, Gaza Selatan. Serangan udara itu mengakibatkan kebakaran pada kamp pengungsi dan banyaknya korban meninggal dunia yang terdiri dari dewasa dan anak-anak.

Kabar duka Rafah dan kebiadaban zionis Yahudi membuat manusia di seluruh dunia memusatkan perhatian padanya. Mereka geram dan turun ke jalan untuk memprotes genosida yang terus menerus dilakukan Zionis Yahudi kepada muslimin Palestina. Sebagaimana yang dilakukan oleh masyarakat di beberapa negeri, seperti:

1. Amerika Serikat 
Di Amerika Serikat terus menerus terjadi gelombang unjuk rasa dari berbagai universitas yang pro Palestina sejak April lalu. Bahkan banyak dari mahasiswa pengunjuk rasa yang ditangkap oleh aparat kepolisian setempat, jumlahnya mencapai 2.000 orang. Padahal gerakan unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa di sana menunjukkan bahwa mereka yang non muslimpun tidak sepakat dengan kejahatan yang dilakukan Zionis Yahudi. 

2. Australia 
Di belahan bumi lainnya di Australia dalam beberapa pekan terakhir melakukan protes pro Palestina. Walaupun pada tanggal 3 Mei, kelompok-kelompok Yahudi di sana juga mengadakan aksi protes balasan terhadap apa yang mereka katakan sebagai tren aktivitas anti semit dan anti Israel yang mengganggu.

3. India

Di negara yang notabene mayoritas Hindu inipun telah diadakan aksi protes di Universitas Jawaharlal Nehru (JNU) yang bergengsi di New Delhi. Serikat mahasiswa JNU menyatakan bahwa lokasi JNU tidak boleh menyediakan platform bagi administrasi dan personel yang mewakili negara-negara yang terlibat dalam terorisme dan genosida yang dilakukan Israel. 

Selain aksi yang dilakukan di dunia internasional, di dalam negeri pun banyak komunitas yang melakukan aksi serupa. Seperti Masa lintas Agama dan organisasi keagamaan yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestine ( ARIBP) melakukan aksi untuk menentang dukungan AS atas kekejaman Israel terhadap Palestina. 

Menurut Prof. Dien Syamsudin selaku ketua komite pengarah ARIBP, ada sekitar 100.000 masa lintas Agama, suku, kelompok, profesi dan dari rakyat indonesia yang mengajukan tuntutan sebagai berikut:

1. Menuntut Israel dan AS untuk menghentikan pembantaian terhadap warga Palestina 
2. Mendesak pemerintah Indonesia untuk memprakarsai upaya militer guna mengehentikan kekejaman Israel.

Di tempat lain, mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Istri menghadiri aksi bela Palestina di depan gedung DPRD Jabar pada tanggal 8 Juni 2024. Diperkirakan massa yang hadir sejumlah 30.000 orang pada aksi ini. Mereka mengajak massa untuk tetap membela Palestina dan berharap masyarakat khususnya Jawa Barat untuk memboikot produk - produk Israel.

Solusi Tuntas Permasalahan Palestina

Berbagai aksi bela Palestina  yang melanda hampir di seluruh belahan dunia, menunjukkan bahwa perhatian masyarakat dunia terhadap genosida di Palestina cukup tinggi. Namun, solusi yang ditawarkan oleh berbagai aksi tersebut belum menyentuh pada akar permasalahan yang sesungguhnya. Gencatan senjata, dibentuknya 2 negara (Palestina dan Israel), pengiriman bantuan kemanusiaan dan lain-lain. Terbukti tidaklah mampu menyelesaikan masalah disana. Zionis Yahudi, terbukti selalu melanggar kesepakatan yang dibuat.

Yang terjadi di Palestina adalah penjajahan dan genosida. Maka solusi tuntas dari permasalahan tersebut adalah mengusir penjajah dari tanah Palestina. Menyerukan kepada seluruh negeri-negeri muslim untuk mengirimkan tentara dan peralatan perangnya untuk menghadapi Zionis Yahudi dan sekutu-sekutunya. 

Namun, ketika kita dihadapkan pada fakta bahwa pemimpin negeri-negeri muslim saat ini terbelenggu oleh berbagai kepentingan, sehingga mereka berkhianat kepada kaum muslimin. Bahkan, menghambakan diri mereka, dengan memposisikan ada di pihak Zionis Israel. Maka, seruan yang harus digaungkan oleh seluruh peserta aksi adalah persatuan kaum muslimin yang hanya bisa terwujud jika diterapkannya syariat Islam dalam sistem pemerintahan. 

Dengan adanya persatuan kaum muslimin, kita akan lebih mudah menyelamatkan Palestina dari kebiadaban Israel. Tidak seperti hari ini yang mana kaum muslimin tersekat-sekat oleh nasionalisme sehingga tak banyak yang bisa kita lakukan untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina. 



Oleh : Muslimah 
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top