E satu.com (Cirebon) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 3 Cirebon menyelenggarakan kegiatan Napak Tilas Jalur KA Non-aktif Jatibarang-Indramayu dan Jatibarang-Karangampel pada hari Rabu (15/11).

Kegiatan ini digelar bersama komunitas pecinta kereta api wilayah Cirebon ( RPS Korwil Cirebon, RF Tegal, Edan Sepur Cirebon dan KRD 3), Komunitas Cirebon History dan Media Cirebon serta Media Indramayu.

Vice President KAI Daop 3 Cirebon, Dicky Eka Priandana, mengatakan, kegiatan ini berawal dari keinginan untuk melestarikan, mengamankan, dan mengoptimalkan pemanfaatan aset di jalur Jatibarang-Indramayu dan Jatibarang-Karangampel dengan mengajak peran serta Pemerintah Daerah.

“Kegiatan Napak Tilas ini untuk menggali kembali riwayat sejarah jalur ini dan mendokumentasikan aset peninggalan bersejarah yang masih tersisa serta untuk kepentingan pengamanan asset," katanya.

Kegiatan Napak Tilas ini juga akan diisi dengan kunjungan ke aset peninggalan bersejarah yang masih bisa dijumpai seperti bekas Stasiun Lohbener dan Stasiun Indramayu, serta melihat bekas halte Karangampel.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, jalur kereta api Jatibarang–Indramayu adalah salah satu dari jalur kereta api nonaktif di Jawa Barat yang berada di wilayah Daerah Operasi 3 Cirebon.

Jalur yang memiliki panjang lintas 18,1 Km ini dibangun dan diresmikan pada tanggal 15 September 1912 oleh perusahaan Staatsspoorwegen (SS) untuk melayani angkutan barang hasil bumi.

Namun, jalur kereta api ini dinonaktifkan mulai 21 Juli 1973.

Sementara jalur kereta api Jatibarang–Karangampel juga merupakan jalur kereta api nonaktif yang berada di wilayah Daerah Operasi 3 Cirebon.

"Setelah Staatsspoorwegen sukses membangun percabangan Jatibarang–Indramayu, pada tahun 1925 dengan dasar hukum Wet 28 Februari 1920 Staatblad No.150 dari pemerintah Hindia-Belanda, maka dilanjutkannya proses pembangunan cabang menuju Karangampel, pembangunan jalur dengan panjang rel 18,34 kilometer ini selesai dan dibuka pada tanggal 1 Mei 1926. Selang beberapa tahun pengoperasinnya, jalur ini ditutup oleh Staatsspoorwegen per 1 Oktober 1932 sebagai akibat dari krisis depresi besar," jelas Dicky.

Menurutnya, untuk lintas Jatibarang-Indramayu memiliki 3 stasiun yakni Jatibarang (JTB), Lohbener (LB) dan Indramayu (IM) dan 8 halte yang dilalui oleh jalur ini.

"Ke-8 halte itu adalah Pawidean (PWI), Kalikrasak (KKS), Karangsembung (KRB), Pekandangan (PKD), Cimanuk (CIM), Indramayu Pasar (IMP) dan Karangturi Indramayu (KGU)," ujarnya.

Dicky menambahkan, Stasiun Jatibarang berada di Km 179+200 dilewati Lintas Jakarta-Cikampek-Cirebon-Brebes-Semarang-Surabaya (Lintas Utara), dan di lewati lintas Jakarta-Cikampek-Cirebon-Cirebon Prujakan-Prupuk-Purwokerto-Kutoarjo-Yogyakarta-Solo-Madiun-Surabayan (Lintas Selatan) masih beroperasi.

Sedangkan jalur Jatibarang- Indramayu yang memiliki panjang rel 18,7 Km dan lebar sepur 1067 mm merupakan jalur lintas cabang dan sudah tidak beroperasi.

Pada lintas Jatibarang-Karangampel memiliki 5 halte yang dilalui oleh jalur ini.

"Ke 5 Halte tersebut antara lain, Majasih (MJS), Gadingan (GAD), Juntikebon (JTK), Mundu (MDU) dan Karangampel (KRP) dan memiliki panjang rel 18 Km dan lebar jalur 1067 sudah tidak beroperasi," tutupnya. (wnd)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top