E satu.com (Cirebon) - Dalam perkembangan bahwa Karakter pemilih secara ideal harus memiliki Ilmu dan pengetahuan agar dapat berpartisipasi secara bermakna dalam penyelenggaraan Pemilihan Kuwu tahun 2023 secara serentak di Kabupaten Cirebon. Untuk itu, sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada semua segmen masyarakat harus melalui program berkelanjutan. Pemilih yang cerdas dan kritis dibutuhkan untuk mendorong terwujudnya desa maju. Papar Ketua Umum Komunitas Lentera Sasak, Warsono atau yang akrab disapa Jarot (27/9/2023).

“Untuk itu, desain sosialisasi dan pemahaman pemilih harus lebih variatif menyesuaikan dengan karakter masyarakanya yang dilakukan oleh setiap orang yang menginginkan sebuah kemajuan desanya maka orang tersebut harus berpikir secara objektif memberikan pendidikan politik agar pemilih mempunyai gambaran umum tentang track record ataupun bisa dilihat secara pemikiran masyarakat awam tentang kehidupan para calon pemimpin itu yang akan memimpin suatu desa, Ungkapnya.

Pantauan komunitas Lentera Sasak dilapangan bahwa masyarakat adat mempunyai cara tersendiri dalam memilih pemimpin di desanya yang berdasarkan jalur kekeluargaan, kerabat ataupun teman bekerja dan saya rasa itu sah-sah saja akan tetapi kita harus berpikir secara objektif demi kemajuan sebuah desa tanpa memandang suatu golongan atau kelompok tertentu. Pemimpin sejatinya bukan milik perorangan, keluarga, teman atau kerabat akan tetapi pemimpin milik masyarakat yang dipimpinnya.

“Berdasarkan analisis, satu hal yang paling penting adalah bagaimana mereka – masyarakat adat memahami dengan gambaran secara umum para calon pemimpin ini, katanya.

Jarot menginginkan kepada panitia pemilihan kuwu membuat modul untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, yang arahnya adalah soal tanggung jawab memilih. Di dalam modul, ada hak dan juga kewajiban. “Kemudian bagaimana menerjemahkan hak pilih itu bukan hanya sekadar hak, tetapi tanggung jawab dalam berpartisipasi di kehidupan sosial kemasyarakatan dan juga kebangsaannya,”ucapnya.

“Saya berharap pendidikan politik dapat dikembangkan secara kolaboratif dengan melibatkan seluruh stakeholders. Selain bisa dikembangkan mengikuti perkembangan teknologi Informasi, modul yang disusun berdasarkan segmentasi ini penting sebagai instrumen pegangan dalam penyampaian materi yang dapat disebarluaskan kepada stakeholders dalam rangka peningkatan partisipasi politik,” pungkasnya. (Jarot)
Baca Juga

Post A Comment:

0 comments:

Back To Top