E satu.com (Tangerang) - Menjelang pelaksanaan pemilu tahun 2024, suhu perpolitikan di tanah air yang terasa makin memanas dan kondisi bangsa yang dirasakan sudah mulai kurang jiwa nasionalismenya dan mulai hilangnya budaya bangsa serta kurang menjiwai nilai - nilai Pancasila, membuat seorang seorang seniman dan budayawan Banten, yakni R Mustaya Natadiredja, merasa prihatin melihat kondisi bangsa saat ini.
Dijumpai dikediamannya, pada Kamis ( 31/8/2023 ) R. Mustaya Natadiredja, mengatakan, " abah prihatin melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini, abah selalu melihat dan memprediksi kondisi bangsa kedepan, dari cerita pewayangan dan simbol-simbol saja, jadi abah bukan paranormal atau dukun dalam memprediksi kondisi bangsa, abah hanya seorang seniman dan budayawan, jadi menurut prediksi abah, suhu perpolitikan diakhir tahun 2023 dan di tahun 2024, akan sangat memanas, bahkan yang abah khawatirkan, akan timbul kegaduhan dan keributan, yang bisa menimbulkan perpecahan, apalagi setelah dilaksanakannya pemilu, abah sangat khawatir ", ujar Abah Mustaya, sapaan akrabnya.
" Menurut abah, ini akibat dari mulai lunturnya nilai-nilai budaya kita, berkurangnya rasa nasionalisme dan hilangnya jiwa Pancasila dan itu semua diakibatkan karena tidak dijalankannya nilai-nilai Pancasila dan budaya kita, dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, karena antara nilai - nilai atau makna dari Pancasila dan nilai-nilai budaya kita sebagai bangsa Indonesia, itu sama dan saling melengkapi, jadi melihat perkembangan zaman sekarang ini, abah sangat prihatin ", ujar pemilik Padepokan Gentra Lodaya ini.
" Abah menghimbau, kalau bisa Pancasila jangan dijadikan simbol partai, yang nantinya bisa menimbulkan perpecahan, kembalikan Pancasila ke marwahnya, ga ada yang kuat, sudah kelihatan sama kita, banyak contoh partai yang memakai simbol Pancasila yang ujung-ujungnya ribut karena rebutan kekuasaan, yang pada akhirnya menimbulkan perpecahan sesama anak bangsa, yang juga berakibat kepada, tidak adanya lagi persatuan dan kesatuan bangsa sesuai yang tercantum dalam Pancasila, jadi Abah mengharapkan agar Pancasila dikembalikan kepada marwahnya ", tegas Abah Mustaya.
" Abah pernah dipanggil ke istana, selama 3 hari Abah Penataran tentang Pancasila di sana , Abah dikasih uang sebanyak Rp 500 juta oleh dinas kebudayaan, abah dipilih untuk melaksanakan program wayang masuk sekolah di Banten dan alhamdulilah sudah Abah laksanakan saat itu ke sekolah sekolah dan ada foto dokumentasinya, dan saat itu wayang ada dalam kurikulum sekolah ", ungkap Abah Mustaya.
Melihat peta perpolitikan, khususnya di tahun 2024 nanti, Abah Mustaya, mengatakan, " yaa, itu awwalu Islam akhiruzzaman, akan kembali kepada awal pada akhir zaman nanti ", kata abah Mustaya dengan bahasa siloka atau bahasa kiasan.
" Terkait perpolitikan di tanah air, ada yang mengatakan akan ada Ratu Adil, itu apa maksudnya, itu maksudnya diadili, semua akan dihukum, termasuk ada mantan presiden, beberapa mantan pejabat, itu akan dihukum dan nanti akan timbul keadilan dan kemaslahatan umat, jadi itulah yang disebut Ratu Adil ", jelas dalang wayang golek, yang memprediksi dari alur cerita pewayangan ini. " Untuk itu Abah berpesan kepada generasi muda penerus bangsa Indonesia, jaga keutuhan dan marwah Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman bangsa kita dan lestarikan budaya Nusantara sebagai budaya Indonesia, karena hilangnya budaya, berarti hilang pula jati diri bangsa ", pesan Abah Mustaya, yang diusianya yang sudah senja, tapi masih tetap semangat memegang teguh pedoman dan nilai - nilai Pancasila dan menjaga kelestarian budaya bangsa. ( Soleh )
Post A Comment:
0 comments: