E satu.com (Tangerang) -Idul Adha tidak harus diartikan sebagai momentum saling berbagi dengan sesama, karena dalam ajaran Islam berbagai dengan sesama khususnya berbagai dengan orang yang sangat membutuhkan dianjurkan tidak hanya disaat Idul Adha atau Idul Fitri, terapi kapan saja dan dimana saja sesuai dengan batas kemampuan kita
Hal yang jauh lebih penting untuk kita renungkan , kemudian kita coba aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah Suri Tauladan para Rasul yang dengan penuh keikhlasan rela mengorbankan segala gala nya demi kecintaan nya kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala
Sepertinya historia Idul Adha atau di Indonesia terkenal dengan lebaran Haji ,Asbabun Nuzul nya memotong hewan Qurban adalah dari sejarah Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan nyawa putranya Ismail , begitupun juga Ismail rela mengorbankan nyawanya demi perintah Kecintaan dan ketakwaannya kepada Alloh Subhanahu Wa Tak"ala
Mungkin bagi umat Islam saat ini, tidak akan mudah bahkan akan berfikir dua kali melakukan hal yang sama seperti yang dicontohkan oleh para Rasul terdahulu , hanya yang memiliki tingkat ketakwaan yang tinggi yang mampu dan rela melakukan hal seperti itu. Tetapi Alloh Subhanahu Wa ta'al maha bijaksana memberikan kesempatan kepada hambanya untuk berkorban sebatas kemampuan atau kesanggupan yang dimilikinya.
Hal yang paling penting adalah sekecil dan sebesar apapun pengorbanan yang kita keluarkan semata karena Alloh Subhanahu Wa Ta'al
Disaat kita berkorban dalam bentuk apapun juga ,hilangkan atau hapus rasa ria , rasa ingin dipuji oleh makhluk
Jauhkan niat ingin mendapatkan simpati dari masyarakat , lakukan dengan penuh keikhlasan. yakin, Niscaya Alloh Subhanahu Wa Ta'ala akan melipatgandakan balasan amal kebaikan kita
Keikhlasan seseorang bisa dinilai atau dilihat dari cara memberikan dan setelah memberikan sesuatu, Cirinya - cirinya adalah tidak mau di publikasikan, tidak pernah bicarakan atau diungkit kembali Dan tidak akan pernah menyebutkan keikhlasan itu sendiri
Artinya bila ada orang yang menyatakan sendiri bahwa dirinya itu ikhlas melakukan kebaikan , belum tentu orang itu ikhlas.
Karena orang yang benar - benar Ikhlas tidak akan pernah mempromosikan Ke keikhlasan itu sendiri kepada orang lain
Penulis : Asep WW
Jurnalis E satu.com
Post A Comment:
0 comments: