E satu.com (Crebon) - Panglima Tinggi Laskar Macan Ali Prabu Dias menantang Raharjo jalil untuk keluar dari keraton Kasepuhan karena itu adalah rumah dinas Sultan yang saat ini sedang bertahta mengemban tugas untuk tidak terganggu dalam menjalankan tugasnya.Minggu (17/10)
" Saya akan minta Raharjo jalil untuk keluar dari
Keraton Kasepuhan karena membuat resah masyarakat dan mengganggu tugas-tugas
Sultan yang sekarang sedang bertahta."
setelah Sultan Aloeda II langsung merespon keinginan dari
Panglima Laskar Macan Ali (LMA) Prabu Diaz, untuk membawa konflik keluarga
Keraton Kasepuhan ke ranah hukum. Rencananya pada minggu depan kuasa hukum akan
mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri setempat.
“Setelah semua berkas lengkap kami langsung daftarkan ke
pengadilan,’ ujar Kuasa Hukum, Sultan Aloeda II, Tjandra Widyanta kepada
wartawan, Minggu (17/10/2021).
Dokumen yang tengah dipersiapkan, lanjut Tjandra, putusan
Mahkamah Agung pada Tahun 1964, surat somasi pada tahun 2001 dan dokumen
lainnya. Perkara gugatan yakni tindakan melawan hukum yang dilakukan keluarga
Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin.
“Sebenarnya kami sudah ikuti aturan hukum, namun pihak
Luqman melanggar. Jadi kami anggap melawan hukum,” tegas dia.
Putusan gugatan nantinya akan menentukan, siapa yang berhak
menduduki Keraton Kasepuhan. “Setelah ada putusan inkrah dari pengadilan,
keluarga Luqman harus mengikutinya, tidak lagi melawan,” tegas dia.
Di tempat yang sama, Sultan Aloeda II Raharjo Djali
menjelaskan, alasan keluarganya tidak menduduki Keraton Kasepuhan pasca
terbitnya putusan MA pada tahun 1964, adanya kesepakatan keluarga menyerahkan
tahta raja kepada Sultan Sepuh Alexander.
“Waktu itu, keluarga sepakat Aleksander menjadi raja asalkan
amanah dalam menjalankan tugas sebagai raja. Namun berjalannya waktu ternyata
banyak aset yang dijual untuk kepentingan pribadi, itu yang kami tidak terima,”
jelas dia.
Raharjo Djali, membantah bahwa tahta raja bedasarkan
keturunan. Menurut dia, raja bisa digantikan oleh siapa pun yang berhak
mengemban amanat dan mampu memimpin Keraton Kasepuhan.
“Dulu Mbah Kuwu Sangkan memberikan tahtanya bukan kepada
anaknya, tapi kepada Sunan Gunung Jati sebagai menantunya. Artinya bukan selalu
putra dari raja,” papar dia.
Sementra Itu Panglima Tinggi Macan ALI Prabu Diaz mengatakan
bahwa apa yang di katakan Raharjo tidak benar silahkan di buktikan saja di
pengadilan dan selama proses itu berjalan silahkan Rahajo jalil untu keluar
dari keraton kqasepuhan karena itu rumah dinas Sultan." Pungkasnya (pgh)
Post A Comment:
0 comments: